TEKNIK LIGHTING PANGGUNG
Pencahayaan merupakan bagian yang sangat penting dari teater. Setiap
adegan mungkin memerlukan teknik pencahayaan yang berbeda untuk menyampaikan
perasaan yang bermain. Meskipun aktor dapat memberikan gambaran tentang
suasana hati, pencahayaan dapat memberikan gambaran tentang suasana hati ketika
tidak ada kata-kata yang diucapkan. Dalam proses desain pencahayaan,
langkah pertama yang harus diambil adalah untuk mempelajari
produksi. Bagian terpenting dalam pencahayaan adalah untuk memastikan
bahwa para aktor tidak berada dalam bayang-bayang dan bayang-bayang yang Anda
miliki tidak mengganggu para penonton.
warna
Warna dapat memiliki efek yang drastis dalam perjalanan adegan tertentu
dari penonton. Ada tiga warna dasar yang digunakan agak sering; merah,
biru, dan hijau. Ini dikenal sebagai warna utama pencahayaan. Ada
juga warna sekunder. Pencampuran warna cahaya jauh seperti pencampuran
cat. Ketika dua warna primer digabungkan (dua primata) warna sekunder
dibuat. Warna sekunder dibuat dengan mengkombinasikan warna primer dengan
cara berikut.
Red dan Green
|
Menciptakan Kuning
|
Green dan Blue
|
Menciptakan Cyan
|
Biru dan Merah
|
Menciptakan Magenta
|
Melalui
trial and error yang anda dapat menggabungkan jumlah warna tertentu untuk
menciptakan nuansa yang berbeda ratusan dan nada. Dalam banyak situasi warna tidak dicapai
oleh lampu warna berbeda tetapi oleh plastik gel. Gel adalah potongan-potongan
plastik yang dicat dengan warna yang berbeda sehingga ketika cahaya melewati
plastik kemudian berubah cahaya untuk warna gel. Gel ini tersedia dalam ribuan warna yang berbeda sehingga
membuat pilihan Anda dari berbagai pencahayaan lebih besar dengan penggunaan
warna.
Ada beberapa posisi yang berbeda Anda dapat menempatkan lampu. Tiga
posisi utama depan, samping, bawah, dan latar belakang.Tujuan utama ini
tercantum dalam tabel di bawah ini.
|
Beberapa peralatan yang sering digunakan dalam teater :
Ellipsoidal: Ellipsoidal dianggap sebagai perangkat utama
yang digunakan dalam pencahayaan panggung. Lampu ini milik sekelompok
lampu yang disebut fokus instrumen. Ellipsoids memungkinkan perancang dan
teknisi pencahayaan untuk membuat tepi batang lunak atau untuk memotong bagian
dari berkas untuk meninggalkan area gelap dengan menggunakan jendela.
Lampu ini biasanya ditentukan oleh jenis lensa mereka. Jika lensa
ukuran 6 x 12 maka itu berarti bahwa angka pertama yang tercantum adalah diameter
lensa dalam inci. Mengukur kedua adalah panjang fokus lensa. Panjang
fokus adalah jarak dari lensa di mana sinar cahaya berkumpul. Panjang
focal, biasanya diukur dalam inci. Ketika bergerak ellipsoids selalu
merupakan praktik yang baik untuk memastikan semua jendela benar-benar
tertutup. Dengan cara ini tidak ada cara untuk jendela untuk mendapatkan
bengkok.
Fresnel: Fresnels umumnya digunakan untuk mencuci
warna. Ketika lampu ini digunakan balok dapat diubah dengan memindahkan
lampu belakang dan ke depan pada jalur yang dibangun ke dalam cahaya. Tepi
balok di Fresnel selalu lembut dimana pada ellipsoidal tepi dapat berubah dari
keras ke lembut.
Scoop: lampu ini adalah cara yang sangat baik untuk
memberikan pengaturan cahaya penuh untuk panggung dengan sejumlah kecil lampu.
Par
Cans: par dapat
memberikan yang luas, sinar umum dan mencakup wilayah yang luas. Par
kaleng mungkin lampu yang paling mudah untuk digunakan. Mereka sangat
ringan dan mudah untuk ditangani. Mereka juga mudah untuk
fokus. Lampu ini terlihat pada pertunjukan dan band karena daya tahan
mereka.
Followspots: Followspots dirancang untuk mengikuti aktor
individu. Lampu ini digunakan hanya untuk memberikan mobilitas para aktor
di atas panggung. Followspots memiliki banyak perbedaan dalam
disain. Setup dasar gel meskipun bersifat internal, dan juga rana
kontrol.
Control
Devices: Ketika menggunakan
lampu di atas ada satu aspek yang harus dihadapi : pengendali/ kontrol. Perangkat kontrol yang berbeda dan ada banyak tetapi
melakukan fungsi-fungsi dasar yang sama. Yang pertama adalah
kontrol untuk penggunaan. Fungsi lain yang mengontrol perangkat ini adalah
tingkat kecerahan. Banyak beroperasi seperti saklar dimmer
LIGHTING (TATA CAHAYA PEMENTASAN)
Oleh: Inamullah El Rahmani
Editor: Muh. Lailaussarif
I. Pengertian
Salah satu unsur penting dalam
pementasan teater adalah tata cahaya atau lighting. Lighting adalah penataan
peralatan pencahayaan, dalam hal ini adalah untuk untuk menerangi panggung
untuk mendukung sebuah pementasan. Sebab, tanpa adanya cahaya, maka pementasan
tidak akan terlihat. Secara
umum itulah fungsi dari tata cahaya. Dalam teater, lighting terbagi menjadi dua
yaitu:
1.
Lighting sebagai penerangan. Yaitu fungsi lighting yang hanya
sebatas menerangi panggung beserta unsur-unsurnya serta pementasan dapat
terlihat.
2.
Lighting sebagai pencahayaan. Yaitu fungsu lighting sebagai unsur
artisitik pementasan. Yang
satu ini, bermanfaat untuk membentuk dan mendukung suasana sesuai dengan
tuntutan naskah.
II. Unsur-unsur dalam lighting.
Dalam tata cahaya ada beberapa unsur
penting yang harus diperhatikan, antara lain :
1.
Tersedianya peralatan dan perlengkapan. Yaitu tersedianya cukup
lampu, kabel, holder dan beberapa peralatan yang berhubungan dengan lighting dan listrik. Tidak ada standard yang
pasti seberapa banyak perlengkapan tersebut, semuanya bergantung dari kebutuhan
naskah yang akan dipentaskan.
2.
Tata letak dan titik fokus. Tata letak adalah penempatan lampu
sedangkan titik fokus adalah daerah jatuhnya cahaya. Pada umumnya, penempatan
lampu dalam pementasan adalah di atas dan dari arah depan panggung, sehingga
titik fokus tepat berada di daerah panggung. Dalam teorinya, sudut penempatan
dan titk fokus yang paling efektif adalah 450 di atas panggung. Namun semuanya itu sekali
lagi bergantung dari kebutuhan naskah. Teori lain mengatakan idealnya, lighiting dalam sebuah pementasan (apapun
jenis pementasan itu) tatacahaya harus menerangi setiap bagian dari panggung,
yaitu dari arah depan, dan belakang, atas dan bawah, kiri dan kanan, serta
bagian tengah.
3.
Keseimbangan warna. Maksudnya adalah keserasian penggunaan warna
cahaya yang dibutuhkan. Hal ini berarti, lightingman harus memiliki pengetahuan tentang
warna.
4.
Penguasaan alat dan perlengkapan. Artinya lightingman harus memiliki pemahaman mengenai
sifat karakter cahaya dari perlengkapan tata cahaya. Tata cahaya sangat berhubungan
dengan listrik, maka anda harus berhati-hati jika sedang bertugas menjadi light
setter atau penata
cahaya.
5.
Pemahaman naskah. Artinya lightingman harus paham mengenai naskah yang akan
dipentaskan. Selain itu, juga harus memahami maksud dan jalan pikiran sutradara
sebagai ‘penguasa tertinggi’ dalam pementasan.
Dalam sebuah pementasan, semua orang memiliki
peran yang sama pentingnya antara satu dengan lainnya. Jika salah satu bagian
terganggu, maka akan mengganggu jalannya proses produksi secara keseluruhan.
Begitu pula dengan “tukang tata cahaya’. Dia juga menjadi bagian penting selain
sutradara dan aktor, disamping make up, stage manager, dan unsur lainnya.
Dengan kata lain, lightingman juga harus memiliki disiplin yang sama
dengan semua pendukung pementasan.
Dari paparan di atas, semuanya dapat dicapai
dengan belajar mengenai tata cahaya dan unsur pendukung lainnya.
III. Istilah dalam tata cahaya.
1. lampu: sumber cahaya, ada bermacam,
macam tipe, seperti par 38, halogen, spot, follow light, focus light, dll.
2. holder: dudukan
lampu.
3. kabel: penghantar listrik.
4. dimmer: piranti
untuk mengatur intensitas cahaya.
5. main light:
cahaya yang berfungsi untuk menerangi panggung secara keseluruhan.
6. foot light: lampu
untuk menerangi bagian bawah panggung.
7. wing light: lampu
untuk menerangi bagian sisi panggung.
8. front light:
lampu untuk menerangi panggung dari arah depan.
9. back light: lampu
untuk menerangi bagian belakang panggung, biasanya ditempatkan di panggung
bagian belakang.
10. silouet light:
lampu untuk membentuk siluet pada backdrop.
11. upper light:
lampu untuk menerang bagian tengah panggung, biasanya ditempatkan tepat di atas
panggung.
12. tools: peralatan
pendukung tata cahaya, misalnya circuit breaker (sekring), tang, gunting,
isolator, solder, palu, tespen, cutter, avometer, saklar, stopcontact, jumper,
dll.
13. seri light, lampu
yang diinstalasi secara seri atau sendiri-sendiri. (1 channel 1 lampu)
14. paralel light,
lampu yang diinstalasi secara paralel (1 channel beberapa lampu).
Seperti yang telah di ungkapkan di atas,
secara sederhana hal-hal tersebut adalah yang pada umumnya harus diketahui oleh
lightingman, selanjutnya baik tidaknya tatacahaya bergantung pada pemahaman,
pengalaman dan kreatifitas dari lightingman. Intinya, jika ingin
menjadi ‘lightingman sejati’, Anda harus banyak belajar dan mencoba
(trial and error).
ASAS-ASAS PENATAAN CAHAYA
Kursus ini meninjau cahaya dari segi teori dan
manfaat mencahayakan suatu pementasan. Tumpuan diberikan terhadap hal-hal berikut:
• Fungsi dan kualitas cahaya
• Aspek rekabentuk dalam cahaya
• Asas elektrik; mengenali bentuk-bentuk
seri dan paralel serta menggunakan undang-undang Ohm untuk menyelesaikan
masalah tentang arus, rintangan, voltan dan tenaga.
• Aspek optik – iaitu aspek pantulan dan
pembiasan cahaya di dalam berbagai permukaan jenis reflektor dan ciri-cirinya
tentang pembiasan cahaya.
• Jenis dan fungsi lampu yang digunakan
di dalam teater
• Kegunaan warna di dalam pementasan
teori warna dan pengawalan warna
• Sistem pemalap [dimmer system] –
manual dan memory
• Mencipta ‘light plot’ dan membentuk
‘lighting cues’
10 TRIK APLIKASI WARNA
1. Aplikasi warna cerah pada salah satu
elemen luar, misalnya untuk warna merah bata pada pagar, menjadi aksen untuk
keseluruhan rumah.
2. Warna netral untuk fasad bangunan
lebih baik, tapi jika ingin menggunakan wana cerah, aplikasikan hanya pada satu
bidang.
3. Perpaduan warna cokelat dengan hijau
dapat membuat atmosfer ruang menjadi lebih tenang.
4. Abu-abu muda serta hijau kecokelatan
mampu menghadirkan kecerahan dalam ruangan.
5. Pada warna ruangan yang terlihat
monoton, tambahkan cahaya buatan agar ruangan lebih “hidup”.
6. Warna-warna lembut dan cahaya buatan
yang temaram dapat memberikan kehangatan dan keakraban suasana pada ruang
keluarga dan kamar tidur.
7. Permainan dinding dengan warna natural
akan membuat ruangan lebih luas.
8. Warna dinding natural yang
berbeda-beda pada setiap ruang akan menciptakan suasana yang berbeda pula untuk
masing-masing ruang tersebut.
9. Pagar merah bata, dinding abu-abu tua,
dan dinding abu kecokelatan membuat tampilan rumah lebih dinamis.
10. Untuk menghilangkan kesan gelap di
kamar mandi, gunakan keramik warna krem pada dinding dan putih pada lantai.
Unsur dekor juga memanfaatkan cahaya untuk
membantu suasana tertentu. Misalnya, cahaya terang menyiratkan siang hari, atau
cahaya berwarna biru menyiratkan suasana malam hari. Cahaya berwarna juga
digunakan untuk memberi aksentuasi pada adegan atau tokoh tertentu.
—- SELAMAT MENCOBA —-
No comments:
Post a Comment